29.3 C
Jakarta
Thursday, October 23, 2025
spot_img

Indonesia Kembali Ekspor Ayam Hidup ke Singapura, Nilainya Tembus Rp1,8 Miliar!

Petisi Brawijaya Media – Indonesia kembali mencatatkan prestasi di sektor peternakan dengan melepas ekspor ayam hidup ke Singapura senilai Rp1,8 miliar. Pengiriman ini dilakukan oleh PT Indojaya Agrinusa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, melalui Pelabuhan Sri Payung, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau pada 6 Oktober 2025.

Sebanyak 28.512 ekor ayam atau setara 57 ton dikirim dalam tahap pengiriman kedua dari tiga tahap ekspor yang dilakukan pada tahun 2025.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyatakan bahwa ekspor ini bukan sekadar pengiriman komoditas, tetapi juga simbol pengakuan dunia terhadap kualitas unggas Indonesia.

Keberhasilan ini menegaskan kemampuan Indonesia dalam memenuhi standar kesehatan hewan dan mutu produk yang ketat dari Singapore Food Agency (SFA).

“Bukti bahwa unggas Indonesia diakui dunia karena kualitasnya yang tinggi dan bebas dari penyakit. Kami akan terus memastikan pengawasan dan sertifikasi kompartemen bebas Avian Influenza diterapkan secara konsisten,” ujar Agung.

Agung juga menyoroti bahwa keberhasilan Indonesia mengekspor ayam hidup ke Singapura merupakan pencapaian yang sangat langka, bahkan di tingkat Asia.

Ia menyebut, saat ini hanya Indonesia yang mampu mengirim ayam hidup lintas negara dengan memenuhi seluruh standar kesehatan hewan dan keamanan pangan yang sangat ketat dari SFA.

“Ekspor ayam hidup ini bukan hal biasa. Di Asia, mungkin hanya Indonesia yang mampu melakukannya. Negara-negara lain umumnya mengekspor dalam bentuk karkas atau olahan. Ini menunjukkan bahwa sistem produksi dan pengendalian penyakit di peternakan kita sudah diakui dunia. Ini bukti kemampuan kita dalam menerapkan standar kesejahteraan hewan dan manajemen logistik yang sangat baik,” jelas Agung.

Sejak ekspor ayam hidup ke Singapura dibuka kembali pada 2023, total pengiriman telah mencapai 148 ribu ekor.

Tahun ini, pengiriman untuk ekspor ditargetkan mencapai 85.536 ekor dari empat unit peternakan di Bintan yang telah tersertifikasi bebas Avian Influenza, yaitu Gunung Kijang 1, Gunung Kijang 2, Toapaya Asri, dan Tirta Madu 1.

Melalui sinergi pemerintah, pelaku usaha, dan daerah, subsektor peternakan diharapkan semakin berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

“Ekspor ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan diri sebagai sumber pangan dunia. Dari Kepulauan Riau, kita buktikan bahwa unggas Indonesia mampu bersaing di pasar global,” ujar Agung.

Sementara itu, Chief Operating Officer PT Japfa Comfeed Indonesia, Arif Widjaja, menyebut ekspor ini merupakan hasil kerja sama bilateral antara Indonesia dan Singapura di bidang perdagangan produk peternakan.

“Ekspor ini sudah ketujuh kalinya kami lakukan dari Pulau Bintan sebagai bagian dari perjanjian bilateral Indonesia–Singapura. Kami memastikan seluruh proses memenuhi standar internasional, sambil tetap memprioritaskan kebutuhan masyarakat lokal di Kepulauan Riau,” ujar Arif.

Arif juga menegaskan pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah agar ekspor dapat berkembang dan memberi manfaat luas bagi peternak lokal.

“Kami berharap kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha terus diperkuat agar industri peternakan nasional semakin maju dan berdaya saing,” ujar Arif.

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyampaikan apresiasi atas kontribusi industri perunggasan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan pengendalian inflasi pangan.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, kami mengapresiasi atas upayanya menjaga keberlanjutan ekspor. Kehadiran industri perunggasan ini tidak hanya memperkuat ekspor, tetapi juga membantu menjaga stabilitas harga ayam dan telur di daerah,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung pengembangan ekosistem peternakan, termasuk penataan tata ruang dan kemitraan peternakan rakyat.

“Kami berkomitmen memastikan ekosistem industri peternakan di Bintan berkembang secara berkelanjutan dan menjadi model kolaborasi terbaik antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” pungkasnya.

Ekspor ayam hidup ini menjadi simbol keberhasilan Indonesia dalam menerapkan standar kesejahteraan hewan, manajemen logistik, dan mutu produk unggas yang diakui dunia. Dari Kepulauan Riau, Indonesia menegaskan diri sebagai pemain utama dalam perdagangan pangan global.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

1,459FollowersFollow
7,451FollowersFollow
7,700SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles