Petisi Brawijaya Media – Pertemuan empat mata antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10), memunculkan beragam spekulasi politik.
Meski berlangsung tertutup dan tanpa konferensi pers, sejumlah pejabat Istana dan pengamat politik mulai mengungkap kemungkinan isi pembicaraan dua tokoh penting bangsa tersebut.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut bahwa pertemuan itu sebagai bentuk silaturahmi antara dua pemimpin.
“Tentu banyak hal yang dipercakapkan mengenai masalah-masalah kebangsaan. Termasuk memberikan masukan ke depan sebaiknya seperti apa untuk beberapa hal,” ujar Prasetyo di Monas, Minggu (5/10).
Prasetyo menilai, saling kunjung antar kedua tokoh bangsa tersebut sudah menjadi hal yang umum. Contohnya, Prabowo menyambangi rumah Jokowi saat kunjungan kerja ke Jawa Tengah.
“Kalau Pak Prabowo berkesempatan ke Jawa Tengah, beliau yang sowan atau mampir. Kebetulan (kemarin) Pak Presiden ke-7, Pak Jokowi ada di Jakarta. Sudah, janjian ketemu waktunya makan siang,” ungkap Prasetyo.
Ia menambahkan bahwa Jokowi memberikan sejumlah masukan kepada Prabowo terkait arah kebijakan pemerintahan, meski tidak merinci isi masukan tersebut.
“Memberikan masukan ke depan sebaiknya seperti apa untuk beberapa hal, kurang lebih 2 jam pertemuan di antara dua pemimpin,” ujarnya.
Kendati demikian, isi pertemuan empat mata di Kertanegara masih menjadi tanda tanya publik.
Peneliti senior bidang politik BRIN, Lili Romli, menilai bahwa tidak adanya keterangan resmi membuat ruang spekulasi terbuka lebar.
“Kita hanya bisa berspekulasi karena tidak ada konfirmasi pers yang menjelaskan isi dari pertemuan tersebut,” kata Lili seperti dilansir dari Kompas.com, Minggu (5/10/2025) malam.
Lili Romli berpandangan, untuk pertemuan kali ini, pihak Jokowi-lah yang memungkinkan memiliki motif atau kepentingan tertentu.
Sebab, Jokowi-lah yang datang berkunjung dan menemui Prabowo.
Dia kemudian memaparkan empat kemungkinan motif di balik pertemuan tersebut.
Pertama, berkaitan dengan struktur kepengurusan PSI karena Prabowo hadir langsung dalam kongres partai tersebut.
“Kedua, terkait gempuran terhadap Jokowi dan keluarganya, mulai dari persoalan ijazah Jokowi, ijazah SMA Gibran, sampai isu pemakzulan Gibran,” kata Lili.
Selain itu, lanjut Lili, Jokowi bisa saja ingin membicarakan posisi orang-orang dekatnya yang baru-baru ini terkena reshuffle kabinet.
Sebut saja Budi Arie Setiadi, pimpinan kelompok relawan pendukung Jokowi, yang didepak dari posisi Menteri Koperasi di Kabinet Merah Putih.
“Ketiga, terkait dengan orang-orang yang ditengarai dekat dengan Jokowi yang di-reshuffle dari kabinet dan yang masih di dalam kabinet,” tutur Lili.
Terakhir, Lili menyebut Jokowi mungkin juga ingin menyampaikan dukungan terhadap wacana dua periode pemerintahan Prabowo-Gibran hingga 2029.
Meski begitu, Lili menekankan bahwa dampak politik dari pertemuan tersebut bergantung pada cara publik menafsirkan.
“Jika dimaknai oleh publik seperti yang disampaikan oleh Mensesneg dalam rangka masalah kebangsaan, tentu hal yang baik dan positif,” ungkap Lili.
Sebagai informasi, Jokowi menyambangi kediaman Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara Jakarta, Sabtu (4/10). Hal itu dikonfirmasi oleh ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah.
“Ya betul (bertemu di Kertanegara),” tutur Syarif pada Sabtu (4/10/2025).
Menurut Syarif, pertemuan Jokowi dan Prabowo berlangsung mulai pukul 13.00 WIB. Meski demikian, belum diulas lebih jauh isi dari perbincangan keduanya dalam momen tersebut.