25.4 C
Jakarta
Wednesday, October 22, 2025
spot_img

Diplomasi RI Dinilai Menguat di Era Prabowo, Angkat Martabat Indonesia di Kancah Global

Petisi Brawijaya Media – Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai telah membawa perubahan signifikan dalam wajah diplomasi Indonesia. Berbagai kalangan menilai bahwa gaya kepemimpinan Prabowo di panggung internasional berhasil mengangkat kembali martabat bangsa di mata dunia.

Direktur Veritas Institut, Aldi Tahir, menyebut bahwa Prabowo menunjukkan karakter diplomasi yang “tegas tapi santun, berani tapi beretika.”

Menurutnya, Indonesia kini tidak lagi menjadi sekadar pengikut dalam forum global, melainkan tampil sebagai pemain utama yang mampu menjembatani kepentingan antara blok Barat dan Timur.

“Presiden Prabowo membawa etos ksatria dalam diplomasi. Ia berbicara apa adanya, tapi tetap dengan rasa hormat,” ujar Aldi, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, (19/10/2025).

Selama setahun terakhir, Prabowo aktif hadir dalam berbagai forum internasional seperti sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, di mana ia bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, ASEAN Summit, hingga dialog perdamaian Timur Tengah. Dalam forum-forum tersebut Prabowo konsisten menyuarakan isu keadilan global, kemerdekaan Palestina, dan kerja sama multilateral yang berimbang.

Presiden, kata dia, membawa etos ksatria dalam diplomasi. Dia menilai dalam berbagai kesempatan, Prabowo berbicara apa adanya, tetapi tetap dengan rasa hormat, sehingga dunia menilai Indonesia kini punya sikap yang jelas.

Ia berpendapat berbagai langkah Prabowo dalam membangun diplomasi pertahanan dan kemanusiaan pun membuat Indonesia dihormati banyak negara.

Kemandirian industri pertahanan nasional serta dorongan investasi strategis dari Timur Tengah, Jepang dan Eropa, adalah bukti bahwa diplomasi Indonesia kini punya daya tawar tinggi.

“Dulu kita sering bicara soal kedaulatan tapi masih bergantung. Sekarang, diplomasi Indonesia berbicara dengan kekuatan nyata, dari sisi ekonomi, ada pertahanan, ada kredibilitas sebagai bangsa,” katanya.

Dia menyebutkan keberanian dan konsistensi Prabowo menjadi faktor utama meningkatnya kepercayaan internasional terhadap Indonesia.

Dengan demikian, sambung dia, dunia melihat Indonesia sebagai bangsa besar yang tahu siapa dirinya dan dalam satu tahun ini, Prabowo berhasil membuat dunia kembali menghormati Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Peneliti dari Citra Institut, Yusak. Ia menilai bahwa diplomasi Prabowo telah memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan secara global.

“Diplomasi global Indonesia diperhitungkan, dan birokrasi perlu efisiensi untuk mendukungnya,” kata Yusak.

Ia juga menyoroti reshuffle kabinet, khususnya penggantian Menteri Keuangan, sebagai langkah strategis yang memperkuat fondasi ekonomi nasional dan mendukung arah diplomasi yang lebih kokoh.

“Langkah Presiden Prabowo mengganti Menkeu menunjukkan arah positif. Ia butuh orang-orang seperti Purbaya Yudhi Sadewa yang cepat tanggap menerjemahkan gagasan ekonomi-politiknya,” ujar Yusak.

Menurut Yusak, di tahun pertamanya Prabowo sudah menunjukkan komitmen merealisasikan sejumlah program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa (Kopdes), dan Sekolah Rakyat. Ketiga program tersebut dinilai menjadi simbol upaya pemerintahan Prabowo dalam memperkuat kesejahteraan masyarakat akar rumput.

“Masih banyak pekerjaan rumah, tapi secara garis besar, Presiden Prabowo berusaha memenuhi janji kampanyenya. Program-program sosialnya mulai berjalan dan memberikan dampak nyata,” ujarnya.

Secara ekonomi, lanjut Yusak, fundamental Indonesia masih sangat kuat di bawah kepemimpinan Prabowo. Stabilitas makroekonomi tetap terjaga, bahkan menjadi landasan penting untuk melompat ke target pertumbuhan 8 persen dalam beberapa tahun mendatang.

Yusak menilai, peran Badan Danantara Indonesia (Danantara) akan menjadi kunci untuk mengoptimalkan aset negara dan menarik investasi strategis.

“Harapan besar ada pada Danantara. Jika dikelola dengan baik, lembaga ini bisa menjadi motor penggerak perekonomian nasional, membuka lapangan kerja, serta menstabilkan sektor industri,” jelasnya.

Dalam konteks politik dan hubungan internasional, Yusak menilai diplomasi Indonesia di bawah Prabowo cukup diperhitungkan dunia. Ia menyoroti momen Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB yang mendapat perhatian luas, menandakan posisi Indonesia semakin strategis di tataran global.

“Pidato Presiden di PBB yang menempatkan Indonesia di urutan ketiga paling berpengaruh menunjukkan diplomasi kita makin dihormati,” kata Yusak.

Namun, ia mengingatkan agar pemerintah juga memperkuat stabilitas politik dalam negeri. Pasca kerusuhan Agustus lalu, konsolidasi elite politik dinilai penting agar program-program prioritas tidak terganggu.

“Prabowo perlu merapikan barisan inner circle-nya agar tidak terjadi tarik-menarik faksi. Dukungan elite saja tidak cukup, yang harus diperkuat adalah dukungan rakyat lewat kebijakan nyata,” ujar Yusak.

Meski capaian positif mulai terlihat, Yusak menilai efisiensi birokrasi masih menjadi pekerjaan rumah utama pemerintahan Prabowo. Menurutnya, struktur kabinet yang gemuk harus diimbangi dengan output kinerja yang optimal.

“Idealnya kabinet yang besar berbanding lurus dengan hasil kerja. Tapi realitanya, masih banyak tumpang tindih kewenangan dan rangkap jabatan. Ini yang perlu dibenahi,” kata Yusak.

Ia juga menekankan pentingnya penerapan merit system dalam pengisian jabatan strategis, baik di kementerian maupun BUMN.

“Reshuffle dan penempatan pejabat harus berbasis kinerja, bukan balas budi politik. Itu tantangan besar Prabowo untuk menjadikan efisiensi birokrasi sebagai realitas, bukan sekadar slogan,” tutupnya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

1,459FollowersFollow
7,451FollowersFollow
7,700SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles