29.3 C
Jakarta
Thursday, October 23, 2025
spot_img

Keracunan MBG di Cisarua Bandung Meluas: Ada 161 Siswa jadi Korban, Menu Ayam Disebut Sudah Bau

Petisi Brawijaya Media – Insiden keracunan massal akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat terus meluas. Ratusan siswa dari berbagai sekolah, termasuk SMP Negeri 1 Cisarua, dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas setelah menyantap menu MBG pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Menu MBG yang dikonsumsi tersebut terdiri dari nasi putih, ayam blackpepper, tahu goreng, tumis wortel dan brokoli, serta buah melon.

Hingga Rabu pagi (15/10/2025), Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat mencatat total korban mencapai 161 orang, dengan rincian 65 siswa sudah pulang dan 96 siswa masih menjalani perawatan di berbagai fasilitas kesehatan seperti RSUD Lembang, Klinik dr Elen, Klinik Kasih Ibu, Rumah Sakit Jiwa, Klinik Advent, Rumah Sakit Kharisma, dan posko darurat di SMPN 1 Cisarua.

Akibat lonjakan jumlah korban, aktivitas belajar mengajar di SMPN 1 Cisarua dihentikan sementara. Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, langsung meninjau lokasi dan memerintahkan Dinas Kesehatan untuk siaga penuh.

Sekolah tersebut dialihfungsikan menjadi posko penanganan darurat. Para siswa kini menjalani pembelajaran daring hingga situasi membaik.

“Sementara didaringkan (siswa belajar online) semua. Sekarang sudah 161 tapi alhamdulillah banyak juga yang sudah pulang,” ujar Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail di lokasi.

Pemkab Bandung Barat belum menaikan status keracunan massal menu MBG ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sebab menurutnya, proses penanganan dan pemulihan siswa kali ini lebih cepat dibandingkan kejadian sebelumnya di wilayah Cipongkor dan Cihampelas.

“Saat ini belum memutuskan (KLB) karena pemulihannya lebih cepat dari yang di Cipongkor. Penanganan pasien jadi prioritas utama kami,” kata Jeje.

Salah satu siswa yang diduga mengalami keracunan, mengatakan lauk ayam yang disajikan di menu MBG mengeluarkan bau tidak sedap.

”Ayamnya sudah berbau sebelum kami mengonsumsinya,” kata Muhammad Fatir (12), seorang pelajar yang diduga menjadi korban keracunan, Selasa.

Hal senada disampaikan seorang siswa Desi Oktaviani (15) yang juga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG di sekolahnya itu.

”Baunya kayak bangkai, terus agak anyir gitu. Menunya juga sama kayak kemarin,” ujarnya.

Ia menjelaskan, usai menyantap makanan tersebut dirinya mengalami gejala dugaan keracunan makanan di antaranya seperti mual dan pusing.

Diketahui program MBG yang didistribusikan oleh SPPG Panyandaan ternyata tidak hanya menyasar SMPN 1 Cisarua. Menu serupa juga dikirim ke sejumlah sekolah lain seperti SMKN 1 Cisarua, MA Bina Insani, MTs Ponpes Al Furqon, SDN 1 Garuda, dan PAUD Al Muslimin, dengan total distribusi mencapai 3.649 porsi.

“Bukan cuma dari SMPN 1 Cisarua, ada juga dari siswa SMK. Cuma kami belum pastikan dari sekolah mana, karena fokus menangani korban,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N Sukandar saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).

Meski demikian, pihaknya menelusuri apakah sekolah lainnya di Cisarua yang mengalami kejadian serupa.

Kepala SMPN 1 Cisarua, Agus Solihin menyebut total ada 1.300 paket MBG yang diterima, kemudian ada sebanyak 1.250 paket MBG yang dibagikan dan dikonsumsi siswa. Sisanya tidak terbagikan karena siswa ada yang tidak masuk sekolah.

“Yang dikonsumsi itu sekitar 1.250 paket, karena sebagian enggak masuk. Totalnya ada 1.300,” kata Agus.

Disisi lain, Kepala Bidang SMP pada Dinas Pendidikan KBB Edi Syafrudin mengatakan, untuk sementara ini siswa SMPN 1 Cisarua akan mengikuti proses belajar secara daring dari rumah. Namun pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan kebijakan itu diberlakukan.

“Untuk proses belajar secara online dari rumah khusus di SMPN 1 Cisarua. Sementara sehari dulu sambil menunggu perkembangan MBG,” kata dia.

Dugaan awal menyebutkan bahwa ayam dalam menu MBG sudah dalam kondisi tidak layak konsumsi. Pemerintah daerah berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, termasuk proses penyimpanan dan distribusi makanan.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap program makanan gratis di sekolah, terutama yang menyasar anak-anak. Investigasi masih berlangsung, dan masyarakat menunggu hasil resmi dari pihak berwenang terkait penyebab pasti keracunan massal ini.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

1,459FollowersFollow
7,451FollowersFollow
7,700SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles