Petisi Brawijaya Media – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik tajam kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia terkait kebijakan penggunaan dana dividen BUMN untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN).
Purbaya mempertanyakan kompetensi lembaga tersebut dalam mengelola investasi secara produktif.
“Saya tadi sempat kritik. Kalau Anda taruh obligasi begitu banyak di pemerintah, keahlian Anda apa?” kata Purbaya, Rabu (15/10/2025), dalam rapat perdana Dewan Pengawas Danantara yang digelar di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Purbaya mengungkapkan bahwa Danantara tahun ini menerima dividen BUMN sebesar Rp90 triliun, sesuai target APBN 2025. Namun, sebagian besar dana tersebut dialokasikan ke instrumen SBN, yang menurutnya tidak cukup mendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung.
Ia menekankan bahwa Danantara seharusnya mengarahkan investasi ke sektor riil dan proyek strategis yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional menuju target 8% pada 2029.
“Tapi mereka bilang, ini kan hanya tiga bulan terakhir. Karena enggak sempat untuk buat proyek. Ke depan akan mereka perbaiki,” lanjutnya.
Purbaya berharap Danantara segera memperbaiki strategi investasinya dan menunjukkan keahlian dalam mengelola dana publik secara produktif. Ia menegaskan bahwa lembaga pengelola investasi seperti Danantara harus mampu menjadi katalis pembangunan, bukan sekadar penampung dana.
Respons Danantara
Menanggapi kritik tersebut, Chief Investment Officer Danantara, Pandu Patria Sjahrir, menjelaskan bahwa penempatan dana di SBN dilakukan sebagai langkah cepat karena waktu yang tersisa di tahun ini hanya dua bulan.
“Kebetulan kami hanya ada waktu dua bulan, salah satunya memang yang kami harus bisa yang paling cepat, kami harus cari market yang paling liquid. Ya salah satunya memang di bond market,” kata Pandu dalam acara “1 Tahun Pemerintah Prabowo-Gibran: Optimism On 8 persen Economic Growth” di Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Pandu mengungkapkan, pihaknya sebenarnya ingin menanamkan dana di pasar modal domestik.
Maka dari itu, Pandu turut mendorong agar rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa ditingkatkan.
Ia menyebut bahwa Danantara akan segera mengombinasikan portofolio investasi ke pasar saham dan proyek infrastruktur setelah fase awal ini.
“Jangka panjang harus kombinasi, baik dari sisi pasar modal dan juga dari sisi bond market. Itu dari sisi public market investasi, itu semua mix lah. Yang paling penting adalah karena kan pendanaan makin besar setiap tahun, kita memerlukan pendalaman pasar modal,” ucap Pandu.