29.3 C
Jakarta
Thursday, October 23, 2025
spot_img

Operasi SAR Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Resmi Ditutup, 67 Santri Dinyatakan Meninggal Dunia

Petisi Brawijaya Media – Operasi pencarian dan penyelamatan korban runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup oleh tim SAR gabungan pada Selasa (7/10/2025) pukul 10.00 WIB setelah sembilan hari pencarian intensif.

Berdasarkan data dari Tim SAR, sebanyak 171 korban berhasil dievakuasi, terdiri dari 104 orang selamat dan 67 santri dinyatakan meninggal dunia, termasuk 8 bagian tubuh (body part) yang masih dalam proses identifikasi.

“Hari ini masuk hari kesembilan. Kami telah menyelesaikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban, serta memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh. Selama 9 hari kita melaksanakan operasi, saya ingin menyamakan persepsi bahwa keseluruhan korban yang telah dievakuasi sejumlah 171 orang. Di dalamnya termasuk 8 body part,” ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, kepada wartawan di lokasi, Selasa, (7/10/2025).

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BNPB, BPBD, TNI/Polri, relawan, dan pihak pesantren telah bekerja tanpa henti selama sembilan hari. Evakuasi dilakukan dengan bantuan alat berat seperti eskavator, serta metode manual di area sempit.

Seluruh korban yang berhasil dievakuasi telah diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Biddokkes Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi. Kabasarnas mengimbau keluarga korban dan media untuk menunggu hasil identifikasi resmi dari tim DVI.

Setelah seluruh korban dievakuasi dan material reruntuhan dinyatakan aman, maka operasi SAR dinyatakan resmi ditutup. Penutupan ini mempertimbangkan hasil assessment menyeluruh serta masukan dari berbagai pihak.

“Atas dasar undang-undang dan setelah seluruh korban dievakuasi serta area kejadian dipastikan aman, maka saya nyatakan operasi SAR resmi ditutup,” tegas dia.

Syafii menambahkan, meski proses pencarian ditutup, penanganan selanjutnya akan tetap berlanjut dan diawasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Apa yang kita tutup hari ini adalah proses pencarian dan pertolongan. Nanti akan ditindaklanjuti dan disupervisi langsung oleh BNPB,” ujarnya.

Lebih lanjut, Syafie menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tim SAR gabungan dari berbagai instansi yang telah bekerja selama 24 jam tanpa lelah selama sembilan hari terakhir.

Selain itu, dia pun berterima kasih kepada masyarakat yang turut mendukung dan memberikan informasi akurat.

Diberitakan sebelumnya, tragedi ambruknya ponpes tersebut terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB saat para santri sedang melaksanakan salat Ashar di lantai bawah musala tiga lantai yang berada di kompleks asrama putra. Bangunan tiba-tiba ambruk dan menimpa puluhan santri yang berada di dalamnya.

Hasil analisis awal tim teknis SAR menyebutkan bahwa penyebab runtuhnya bangunan adalah kegagalan konstruksi. Struktur musala diduga tidak mampu menahan beban melebihi kapasitas yang seharusnya.

Dengan berakhirnya operasi pencarian, tim SAR gabungan kini menyerahkan tindak lanjut penanganan kepada BNPB, termasuk upaya pemulihan lingkungan sekitar serta pendataan bangunan yang terdampak.

Pemerintah daerah dan pihak pesantren juga dijadwalkan menggelar doa bersama bagi para korban meninggal dunia serta penyaluran bantuan untuk keluarga yang ditinggalkan.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

1,459FollowersFollow
7,451FollowersFollow
7,700SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles